Nenek moyang manusia memiliki bentuk kepala menyerupai hiu sekitar 290 juta tahun lalu. Pada periode ini spesies mulai mengembangkan rahang.
Peneliti dari University Collegedan University of Chicago menelusuri silsilah nenek moyang manusia hingga ratusan juta tahun silam. Ia menggali berbagai lapisan tanah dari berbagai masa mencari perkembangan rahang pada binatang.
Upaya ini berujung pada penemuan spesies ikan Acanthodes bronni dari kelompok Acanthodian. Dalam biologi kelompok ini menaungi binatang bertulang belakang--seperti halnya manusia--pertama yang memiliki rahang, disebut Gnathostomes.
Fosil nenek moyang manusia dari masa 290 juta tahun lalu ini terdiri atas tulang belakang dan pecahan tengkorak. Pecahan ini digunakan peneliti untuk reka ulang bentuk kepala sang ikan.
"Untuk pertama kali kami bisa melihat kepala Acanthodes bronni," kata ahli biologi dari University of Chicago, Michael Coates.
Tengkorak Acanthodes bronni hasil reka ulang dibandingkan dengan 138 jenis tengkorak dari dua kelompok ikan. Kelompok pertama adalah chondrichthye yang dekat dengan hiu sementara kelompok berikutnya adalah osteichthyes, yaitu ikan berduri sebagaimana yang sering dimakan manusia kini. Hasilnya, Acanthodes bronni lebih mirip dengan kelompok chondrichthye.
"Seluruh binatang vertebrata berahang memiliki nenek moyang sama dengan kepala mirip hiu," ujar John Finarelli dari University College, Dublin.
Acanthodes bronni berada di lapisan tanah yang terbentuk pada periode Paleozoic. Pada periode ini daratan Bumi dibentuk oleh sebuah benua super bernama Pangaea. Vegetasi seperti pinus menjadi sangat dominan ketika itu.
Perpisahan keluarga ikan berrahang--seperti hiu--dengan ikan berduri terjadi sekitar 460 juta tahun lalu. Setelah periode ini, ikan terus mengembangkan bentuk rahangnya yang kemudian dipakai oleh vertebrata termasuk manusia.