Anda tidak sendirian. Nomophobia alias kekhawatiran saat tidak menggunakan ponsel, dialami banyak orang saat ini. Kabarnya, pengguna ponsel yang mengalami Nomophobia jumlahnya terus bertambah. Setidaknya, demikian gambaran yang didapat dari hasil studi SecurEnvoy di Inggris.
Menggunakan layanan jajak pendapat online OnePull, SecurEnvoy menemukan sekitar 66% dari 1.000 orang yang disurvei di Inggris menyebutkan mereka takut kehilangan atau pergi ke mana-mana tanpa membawa ponsel.
Dilansir LA Times, Kamis (23/2/2012), angka ini naik signifikan dari empat tahun sebelumnya. Survei serupa yang juga dilakukan SecurEnvoy menemukan empat tahun lalu hanya 53% pengguna ponsel yang mengalami nomophobia.
Nomophobia sendiri merupakan singkatan dari no mobile phobia. Perangkat mobile di sini dapat diartikan beragam. Namun berdasarkan survei, sebagian besar kekhawatiran yang timbul adalah ketika para pengguna tersebut tidak berdekatan dengan ponsel.
Hasil studi ini juga memperlihatkan, pria lebih khawatir hidup tanpa ponsel. Sementara kaum wanita cenderung memilih untuk tidak terkoneksi. Namun uniknya, sebanyak 70% responden wanita takut kehilangan ponsel sementara pria persentasenya hanya 61%. Ini sepertinya dikarenakan rata-rata pria memiliki dua ponsel ketimbang wanita.
Pengguna berusia 18 hingga 24 tahun adalah golongan yang paling nomophobic yakni sekitar 77%, disusul usia 25 hingga 34 tahun sebanyak 68% dan usia 55 tahun ke atas.
Nomophobia tidak membahayakan asal masih dalam tahap wajar. Namun jika kecemasan yang melanda sudah pada tingkat yang sangat parah, ini bisa mengganggu psikologi.
Lalu apakah ada obat untuk mengatasi nomophobia? Berdasarkan situs allaboutcounseling.com, nomophobia bisa diobati dengan cara terapi menggunakan ponsel seperlunya secara terus menerus.
bwatbel sumber