"Keyboard perangkat mobile memiliki banyak tombol yang ukurannya terlalu kecil. Bahkan membuat tunanetra tidak bisa mengaksesnya," kata Mario Romero, Postdoctoral Fellow yang memimpin proyek ini.
Dilansir Mashable, Rabu (22/2/2012), setelah diinstal, aplikasi ini akan memunculkan enam keyboard virtual yang merupakan adaptasi dari keyboard pada mesin ketik braille.
Memang, sudah banyak tunanetra yang menggunakan smartphone layar sentuh tanpa kendala. Dengan bantuan mode VoiceOver di iPhone misalnya, pengguna bernavigasi sesuai dengan suara yang didengarnya setiap kali menyentuh layar ponsel. Smartphone Android pun punya fitur serupa.
Namun tetap saja, mengetik akan menyulitkan bagi tunanetra. Meskipun bisa dilakukan, butuh waktu satu menit untuk mengetik setiap kata. "Perlu satu menit untuk mengetik nama depan dan satu menit lagi untuk mengetikkan nama belakang," keluh Romero.
Dengan sistem braille pada mesin ketik yang diadaptasi ke smartphone, Romero membantu tunanetra lancar mengetik. Bagi tunanetra yang sudah tahu bagaimana mengetik di mesin ketik braille tak perlu lagi mempelajari sistem baru untuk mengetik di smartphone mereka.
"Braille di smartphone ini dioptimalkan untuk membaca gerakan ujung jari Anda," tandasnya Romero.
bwatbel sumber